Jumat, 21 November 2014

TAWAZUN

اَلتَّوَازُنُ

Sikap terhadap Dua Hal
      Tawazun (keseimbangan) sangat penting dalam kehidupan à tidak tawazun akan fatal akibatnya
      Biasanya tawazun berkaitan dengan mensikapi dua atau beberapa amal yang mesti dilakukan agar sikapnya tepat (adil): memberikan hak kepada yang berhak
Tawazun di Alam Semesta
      55:7-9 ada 3 sikap:
     Tawazun: وَوَضَعَ الْمِيزَانَ à وَأَقِيمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ
     Jangan berlebihan: أَلا تَطْغَوْا فِي الْمِيزَانِ
     Jangan mengurangi: وَلا تُخْسِرُوا الْمِيزَانَ
      Ada perintah dan larangan agar tetap menjaga keseimbangan (tawazun)
HANIF
      Adanya fitrah inilah yang membuat manusia memiliki kecenderungan kepada kebaikan atau yang disebut HANIF
      Maka kecenderungan baik (hanif) mesti dipertahankan à 30:30 perintah untuk perhatian terhadap DIEN YANG LURUS, yang akan membawa fitrah tetap pada jalan yang lurus
      Ingat! Bahan baku yang telah diberikan Allah itu baik, tapi jika tidak dipelihara akan rusak
Memelihara Fitrah
      Agar fitrah yang hanif ini terpelihara dengan baik, perlu bersikap TAWAZUN terhadap 3 potensi manusia: jasad, akal, dan ruh
      Manusia menurut Islam terdiri dari 3 unsur:
  1. JASAD (physical being)
  2. AKAL (intellectual being)
  3. RUH (spiritual being) à Barat sering melupakan yang ini
اَلْغِذَاءُ اَلْجَسَدِيُّ (Makanan Jasad)
      Makanan jasad, ya makanan yang biasa kita makan: nasi, tahu, tempe, daging, sayur, susu, madu, air, dll
      Kurang makanan à lemah, sakit, bahkan bisa mati (kelaparan)
Cenderung Berlebihan
      Allah SWT hanya melarang untuk tidak berlebihan, tapi tidak ada larangan jangan kekurangan
      Bahkan tubuh manusia ternyata didisain oleh Allah, mampu menampung lemak hampir tanpa batas à ada manusia yang berbobot 600 kg
اَلْغِذَاءُ اَلْعَقْلِيُّ (Makanan Akal)
      Makanan akal adalah ILMU
      Kurang ilmu à akalnya lemah, “kurus” (bodoh)
      Seperti makanan jasad, ilmu pun mesti yang baik sehingga bermanfaat
      Ilmu yang buruk: ilmu sihir, ilmu mencuri, dll
Ayat-ayat yang Pertama Turun: ILMU
      Ada tiga surat yang pertama turun
  1. Al-’Alaq: 1-5 à perintah membaca (iqra’)
  2. Al-Qalam à ayat 1 Demi PENA dan apa yang DITULIS
  3. Al-Muzammil:1-19 à perintah membaca al-Qur’an dengan perlahan (tartil)
      Pada masa kejayaan Islam, ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat
HIKMAH
      Jika ilmu itu berkembang dengan baik, maka akan muncul hikmah (sikap bijak)
      2:269 hikmah = kebaikan yang banyak
     Hikmah adalah memahami al-Qur’an
     Hikmah adalah kesesuaian ucapan dan perbuatan (الإصابة في القول والفعل)
     Hikmah adalah mengenal agama, memahaminya, dan mengikutinya
     Hikmah adalah pemahaman
     Hikmah adalah rasa takut (al-khasyyah) kepada Allah, karena pangkal segala sesuatu adalah takut kepada Allah
َلْغِذَاءُ اَلرُّوْحِيُّ (Makanan Ruh)
      Makanan ruh adalah dzikrullah (ingat kepada Allah)
      Inilah makanan yang kurang mendapatkan perhatian manusia pada umumnya
      “Lapar”-nya tidak terasa, padahal fenomenanya sudah muncul: gelisah, tidak dapat tidur
      Padahal ruh itu PENGENDALI diri kita
Orang yang Arif
      Dzikir di sini bukanlah sebatas dzikir ucapan, tetapi
     taubat itu merupakan dzikir
     tafakkur itu dzikir
     menuntut ilmu itu dzikir
     mencari rezeki-jika niatnya baik-jiga termasuk dzikir
     dan segala sesuatu yang di sana ada upaya taqarrub kepada Allah dan anda selalu waspada akan pengawasan-Nya kepada anda, maka itu adalah dzikir.
      Oleh karena itu orang yang arif adalah orang yang bisa berdikir di setiap waktu dan kesempatan
Adab Berdzikir
  1. Khusyu’, menghadirkan hati dan pikiran akan makna-makna lafal yang terucap, berusaha terwarnai olehnya, serta berusaha menetapi maksud dan tujuannya.
  2. Merendahkan suara sebisa mungkin, dengan konsentrasi yang penuh dan iradah yang sempurna, sehingga tidak mengganggu yang lain (Al-A’raf: 205)
  3. Sesuai dengan jamaah (irama dan suaranya), jika kebetulan dzikirnya itu bersama jamaah. Usahakan agar tidak mendahului, terlambat, atau mengungguli bacaan mereka
  4. Bersih pakaian dan tempat, memperhatikan tepat-tempat yang terhormat dan waktu-waktu yang sesuai
  5. Mengakhiri dengan penuh khusu’ dan adab, menjauhi kesalahan dan main-main, yang hal itu bisa menghilangkan faedah dan pengaruh dzikir.
Macam-macam Dzikir
  1. Al-Wazhifah
  2. Wirid Qur’an
  3. Doa-doa siang dan malam
  4. Doa-doa yang ma’tsur dalam berbagai kesempatan
  5. Wirid Ikhwan: wirid doa dan wirid rabithah
Ni’mat Lahir dan Batin
      Jika jasad, akal, dan ruh terpenuhi keperluannya dengan tawazun, maka itulah ni’mat yang sejati: lahir dan batin (31:20)
      Kehidupannya akan stabil, tidak mudah tergoncang



0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2025 Hendri Pratama Design by O Pregador | Blogger Theme by Blogger Template de luxo | Powered by Blogger