Minggu, 16 November 2014

SIFAT-SIFAT RASUL

SIFAT-SIFAT RASUL
(ِفَاتُ الرَّسُوْل)

1. SHIDIQ (JUJUR)

Setiap rasul pasti jujur dalam ucapan dan perbuatannya. Apa apa yang telah disampaikan kepada manusia baik berupa wahyu atau kabar harus sesuai dengan apa yang telah diterima dari Allah tidak boleh dilebihkan atau dikurangkan. Dalam arti lain apa yang disampaikan kepada manusia pasti benar adanya, karena memang bersumber dari Allah. Makanya setiap rasul pasti jujur dalam pengakuan atas kerasulannya. Dan kita sebagai manusia harus meyakinkanya dan beri’tikad bahwa semua yang datang dari Rasul baik perkataan atau perbuatan adalah benar dan hak. Karena apa yang diucapkan atau diperbuat oleh para rasul bukan menurut kemauannya sendiri. Ucapan dan perbuatannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan atau risalah yang diterima dari Allah.
Sebagai bukti atas kebenaran para rasul, mereka telah dibekali dengan mukjizat mukjizat yang harus diyakini oleh setiap muslim kebenaranya. Dan tidak mungkin harus diyakini dan diteladani jika mereka (para rasul) itu tidak jujur. Tentu setelah itu apa yang telah diperintahkan Allah melalui perantaraan para rasul, kita sebagai muslim harus mengikuti dengan ta’at dan apa yang dilarang Allah kita tinggalkan.
وَمَآ آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُواْ
”Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah,” (al-Hasyr, 7)

2. AMANAH (DIPERCAYA)

Amanah berarti bisa dipercaya baik dhahir atau bathin. Sedangkan yang dimaksud di sini bahwa setiap rasul adalah dapat dipercaya dalam setiap ucapan dan perbuatannya. Para rasul akan terjaga secara dhahir atau bathin dari melakukan perbuatan yang dilarang dalam agama, begitu pula hal yang melanggar etika.
إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ
“Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,” (asy-syuara’ 143)
Maka hal yang muhal atau mustahil jika rasul itu terjerumus ke dalam perzinahan, pencurian, meminum minutan keras, berdusta, menipu dan lain sebagainya. Rasul tidak mungkin memiliki sifat hasud, riya’, sombong, dusta dan sebagainya. Jika para rasul telah melanggar etika berarti mereka telah bekhianat dan Allah tidak menyukai manusia yang berkhianat.

إِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ الخَائِنِينَ
Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat.”(al-Anfal, 58)

3. TABLIGH (MENYAMPAIKAN)

Sudah menjadi kewajiban para rasul untuk menyampaikan kepada manusia apa yang diterima dari Allah berupa wahyu yang menyangkut didalamnya hukum hukum agama. Jika Allah memerintahkan para rasul untuk menyampaikan wahyu kepada manusia, maka wajib bagi manusia untuk menerima apa yang telah disampaikan dengan keyakinan yang kuat sebagai bukti atau saksi akan kebenaran wahyu itu.
الَّذِينَ يُبَلِّغُونَ رِسَالاَتِ اللَّهِ وَيَخْشَوْنَهُ وَلاَ يَخْشَوْنَ أَحَداً إِلاَّ اللَّهَ وَكَفَى بِاللَّهِ حَسِيباً
Allah berfirman, “(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan.” (al-Ahzab, 39).
Hal ini bisa dikiyaskan bahwa jika Allah memberikan wahyu kepada para rasul untuk tidak disampaikan atau dirahasiakan kepada manusia, maka tidak wajib bagi manusia untuk mempelajarinya. Sedangkan menyampaikan adalah hal yang wajib dan menyembunyikan adalah hal yang terlaknat dan tercela.

4. FATHONAH (CERDAS)
Dalam menyampaikan risalah Allah, tentu dibutuhkan kemampuan, diplomasi, dan strategi khusus agar wahyu yang tersimpan didalamnya hukum hukum Allah dan risalah yang disampaikan bisa diterima dengan baik oleh manusia. Karena itu, seorang rasul wajib memiliki sifat cerdas. Kecerdasan ini sangat berfungsi terutama dalam menghadapi orang-orang yang membangkang dan menolak ajaran Islam.
Maka diharuskan bagi kita untuk meyakinkan bahwa para rasul itu adalah manusia yang paling sempurna dalam penampilan, akal, kekuatan berfikir, kecerdasan dan pembawaan wahyu yang diutus pada zamannya. Kalau saja para rasul itu tidak sesuai dengas sifat sifatnya maka mustahil manusia akan menerima dan mengakuinya. Sifat sifat itu merupakan satu hujjah bagi mereka agar apa yang disampaikan bisa diterima dengan baik.
وَتِلْكَ حُجَّتُنَآ آتَيْنَاهَآ إِبْرَاهِيمَ عَلَى قَوْمِهِ
Allah berfirman: “Dan itulah hujah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya.” (al-An’am, 83)

SIFAT-SIFAT MUSTAHIL BAGI RASUL

1. KIDZIB

Kidzib artinya adalah dusta. Semua Rasul adalah manusia-manusia yang dipilih oleh Allah SWT sebagai utusan-Nya. Mereka selalu memperoleh bimbingan dari Allah SWT sehngga terhindar dari sifat-sifat tercela. Setiap rasul benar ucapannya dan benar pula perbuatannya. Sifat dusta hanya dimiliki oleh manusia yang ingin mementingkan dirinya sendiri, sedangkan rasul mementingkan umatnya.

Allah SWT berfirman :

مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَى

“Hatinya tidak mendustakan apa yang dilihatnya.” (An-Najm : 11)

Di ayat yang lain Allah SWT berfirman :

وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ الْأَقَاوِيْلِ . لاَخَذْنَا مِنْهُ بِالْيَمِيْنِ . ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ الْوَتِيْنَ

“Dan sekiranya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atau (nama) Kami, pasti Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian Kami potong pembuluh jantungnya.” (Al-Haqqah : 44-46)

2. KHIYAANAH

Khiyaanah artinya adalah berkhianat atau curang. Tidak mungkin seorang rasul berkhianat atau ingkar janji terhadap tugas-tugas yang diberikan Allah SWT kepadanya. Orang yang khianat terhadap kepercayaan yang telah diberikan kepadanya adalah termasuk orang yang munafik, rasul tidak mungkin menjadi seorang yang munafik.

Sepanjang sejarah belum pernah ada seorang rasul yang khianat kepada umatnya. Demikian pula terdahap amanat yang telah diterima dari Allah SWT. Ketika Rasulullah SAW menunaikan Haji Wada’, beliau berpidato di Padang Arafah seraya berkata :

أَيُّهَا النَّاسُ ! فَلاَ تَرْجِعُنَّ بَعْدِيْ كُفَّارًا يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ أَلاَ لِيُبَلِّغِ الشَّاهِدُ الْغَائِبَ . فَلَعَلَّ بَعْضَ مَنْ يُبَلِّغُهُ أَنْ يَكُوْنَ أَوْعَى لَهُ مِنْ بَعْضِ مَنْ سَمِعَهُ . أَلاَ بَلَّغْتُ ؟ اَللَّهُمَّ اشْهَدْ ! أَيُّهَا النَّاسُ ! إِنَّ رَبَّكُمْ وَاحِدٌ , وَإِنَّ أَبَاكُمْ وَاحِدٌ , كُلُّكُمْ مِنْ آدَمِ وَآدَمَ مِنْ تُرَابٍ , إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ , لَيْسَ لِعَرَبِيٍّ فَضْلٌ عَلىَ عَجَمِيٍٍّ إِلاَّ بِالتَّقْوَى . أَلاَ هَلْ بَلَّغْتُ ؟ اَللَّهُمَّ اشْهَدْ ! فَلْيُبَلِّغِ الشَّاهِدُ مِنْكُمُ الْغَائِبَ

“Hai manusia, janganlah engkau kembali menjadi kafir sesudahku sehingga yang satu golongan memerangi golongan yang lain. Ingatlah ! Yang hadir hendaklah menyampaikan kepada yang tidak hadir. Barangkali orang yang menerima pesan lebih pandai memelihara (pesan) daripada orang yang mendengarkannya secara langsung. Bukankah telah kusampaikan? Ya Allah, saksikanlah !
Hai manusia, sesungguhnya Tuhanmu adalah satu dan bahwasanya orang tuamu satu. Kamu semua dari Adam, sedangkan Adam itu dari tanah. Bahwasanya yang semulia-mulia orang di sisi Allah ialah yang paling taqwa di antara kamu. Tidak ada kelebihan orang Arab atas orang bukan Arab melainkan dengan taqwa kepada-Nya. Bukankah telah kusampaikan? Ya Allah, saksikanlah ! Yang hadir hendaknya menyampaikan (pesan ini) kepada yang tidak hadir.

3. KITMAAN

Kitmaan artinya adalah menyembunyikan. Semua ajaran yang disampaikan oleh para rasul kepada umatnya tidak ada yang pernah disembunyikan. Jangankan yang mudah dikerjakan dan difahami dengan akal fikiran, yang sulit pun akan disampaikan olehnya seperti peristiwa Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

Tugas rasul di dunia ini adalah menyampaikan wahyu Allah SWT kepada umat manusia sebagai pedoman hidup. Semua rasul bersifat tabligh atau menyampaikan wahyu dan mustahil bersifat kimaan atau menyembunyikan wahyu yang diamanatkan kepada dirinya. Dengan penuh semangat dan rasa tanggung jawab, para rasul melaksanakan tugas-tugasnya walaupun harus menanggung segala resiko yang akan terjadi. Contohnya, Nabi Ibrahim AS mendapat resiko dari Raja Namrud dan rakyatnya sehingga beliau dibakar. Nabi Musa AS bersama kaumnya (Bani Israil) bersusah payah menyelamatkan diri dari kejaran tentara Raja Fir’aun sehingga nyaris tertangkap olehnya. Nabi Muhammad SAW berlumuran darah saat dilempari batu oleh penduduk Thaif dan nyaris terbunuh saat akan hijrah ke Madinah. Kesemuanya itu merupakan resiko yang harus dihadapi para rasul dalam melaksanakan tugas sucinya.

Allah SWT berfirman :

إِنْ أَتَّبِعُ إِلاَّ مَا يُوْحَى إِلَيَّ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الْأَعْمَى وَالْبَصِيْرُ أَفَلاَ تَتَفَكَّرُوْنَ

“Aku tidak mengikuti kecuali yang diwahyukan kepadaku, katakanlah apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Maka apakah kamu tidak memikirkannya.” (Al-An’am : 50)

4. BALAADAH

Balaadah artinya adalah bodoh. Seorang rasul mempunyai tugas yang berat. Rasul tidak mungkin seorang yang bodoh. Jika rasul bodoh, maka ia tidak akan dapat mengemban amanat dari Allah SWT. Jadi, mustahil rasul memiliki sifat bodoh.

Allah SWT berfirman :

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَ أَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِيْنَ

“Jadilah engkau pemaaf dan serulah orang yang mengerjakan ma’ruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (Al-A’rof : 199)

Rasul yang diutus untuk manusia adalah manusia juga, bukan malaikat Oleh karena itu,Rasulullah SAW juga memperlakukan para sahabat secara manusiawi, bahkankepada binatang dan tumbuhan pun memperlakukannya dengan sangatbaik Muhammad saw. sangat mencintai sahabat-sahabatnya, menunjukkan kasihsayang kepada mereka, memanggil mereka dengan panggilan yang sangat merekasukai, sigap memberi pelayanan kepada mereka, bahkan berusaha menjadikansahabatnya bisa rehat. Diriwayatkan dari Anas bin Malik berkata, “Rasulullah saw.memberi minum kepada para sahabatnya. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullahsaw. hendaknya Engkau meminum terlebih dahulu? Rasulullah saw. Menjawab: “Pemberi minum suatu kaum, ia paling akhir meminum.”
Suatu ketika ada seseorang masuk menemui Muhammad saw., tiba-tiba ia merasamerinding di hadapan keagungan Muhammad saw. Maka beliau berkata, “Tenangkandirimu, saya bukanlah seperti raja. Saya adalah putra dari seorang perempuan Quraisy yang jugamemakan Qadid.”
Adalah Aisyah ketika minum air gelas, maka Muhammad saw. meminum gelas tadi persis dibagian yang sama Aisyah minum. Beliau saw memberlakukan mereka denganperlakuan sisi manusiawinya, yang difitrahkan Allah, tidak memaksakan diri danmembuat-buat.
“Suatu kali Aisyah menang dalam lomba lari, lain kali Muhammad saw. mengalahkan Aisyah. Dan Muhammad saw. mengatakan: “Kemenangan ini untuk membalas kekalahan sebelumnya.
Muhammad saw. suatu ketika telah shalat. Hasan bin Ali ra, masuk mendekatinya. Ketikabeliau sujud, Hasan naik di pundak Rasulullah saw., maka Rasulullah saw.melamakan sujudnya, sehingga Hasan turun. Ketika Rasulullah saw. selesai shalat,sebagian sahabat bertanya kepadanya, “Apa yang menjadikan engkau lama dalamsujud? Beliau menjawab, “Sesungguhnya putraku telah naik di pundakku, maka aku tidakingin mengusiknya dengan segera berdiri dari sujud.”

Orang Arab Badui mendatangi Muhammad saw. seraya berkomentar, “Kalian menciumanak-anak kalian? Sedangkan kami sama sekali tidak melakukan demikian!! Makabeliau saw. menjawab, “Atau apakah saya berkehendak bagimu agar Allah mencabut sikapkasih sayang dari hatimu?” Tentunya tidak! Hampir-hampir Muhammad saw.menyengsarakan dirinya karena banyak memikirkan mereka sepanjang waktu(18:6) Diriwayatkan dari Aisyah ra, berkata: “Ketika Rasulullah saw didustakan olehkaumnya, Jibril AS mendatanginya seraya berkata, “Sungguh, Allah swt mendengar ucapankaummu tentang engkau, mereka menginginkan kecelakaan bagimu. Dan Malaikat Gunungtelah diperintahkan kepadamu, agar engkau memerintahkan sesuka kehendakmu. Malaikatgunung menawarkan kepada beliau saw. “Perintahkan aku apa yang engkau mau, agar akumenimpakan dua gunung besar itu kepada mereka.” Maka beliau menjawab, “Bahkan sayaberharap agar Allah swt melahirkan dari keturunan mereka, orang yang menyembah Allah dantidak menyekutukan-Nya dengan suatu apapun.” •Diriwayatkan dari Sahal bin AlHandhalah ra. berkata, “Rasulullah saw. suatu hari melewati seekor onta yangmenahan beban berat di punggungnya. Maka Rasulullah saw bersabda, “Takutlahkepada Allah, dalam memperlakukan hewan ternak. Naikilah dengan cara baik dan berimakanlah dengan cara yang baik pula.” •Perasaanmu pernah terusik gara-gara melihatanak burung yang diceraikan dari ibunya. Abdullah bin Umar meriwayatkan: “Suatu harikami bersama dengan Nabi Muhammad saw. dalam safar. Beliau saw. memenuhi hajatnya.Ketika itu beliau melihat ada dua burung kecil yang diambil dari ibunya. Maka Nabi saw.mengatakan, “Siapa yang menjadikan anak burung ini ketakutan? Kembalikan anak burung inikepada ibunya.”
Biasanya disebut dengan MA’SHUMBukan berarti tidak pernah salah, tetapi kalau salahlangsung diluruskan (ditegur) oleh Allah SWT 5:67 وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ à turun setelahdua tahun di Madinah. Pada awal berada di Madinah teror musyrikin Makkahmemang dirasakan sekali oleh beliau, sehingga setiap malam ada yang menjagabeliau. Saat ayat ini turun, maka sahabat yang menjaga malam itu disuruh pulangkarena sudah ada jaminan keselamatan dari Allah 80:1 teguran tentang “cara dakwahRasul” yang lebih mementingkan ketokohan, bukan pada orang yang siap menerimanperubahan (قَابِلُ التَّغْيِيْرِ) 66:1 à lihat catatan kaki Qur’an terjemah Depag RI Apa yangdisampaikan selalu benar, bukan dusta Tak pernah sekalipun beliau berdusta,bahkan ketika bergurau
Ketika di bukit Shafa beliau bertanya, “Apa pendapat kalian jika kukabarkan bahwa dilembah ini ada pasukan kuda yang mengepung kalian, apakah kalian percayakepadaku?”“Benar,” jawab mereka, “kami tidak pernha mempunyai pengalamanbersama engkau kecuali kejujuran.”Apa yang disampaikan selalu benar, bukandusta Tak pernah sekalipun beliau berdusta, bahkan ketika bergurau

Setiap Rasul mesti cerdas, karena tantangan kaum atau umatnya yang bermacam-macam 2:258 Ibrahim AS mampu mematahkan argumentasi Namrud dengan telaksampai dia tak mampu berbicara sepatah kata pun Peristiwa peletakkan hajar aswadketika beliau berumur 35 tahun menunjukkan kecerdasan beliau yang mampumenyatukan mereka Berdakwah di wilayah yang sangat menentangnya tentu mesticerdas sehingga dakwah tetap berlangsungBeberapa Contoh Kecerdasan Beliau Saatkondisi terjepit, maka Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk hijrah keHabasyah karena di sana ada raja nasrani yang baik Memimpin orang-orang hebatyang berkumpul dalam satu kota (Madinah) tentu memerlukan kecerdasan luar biasa,apalagi latar-belakang mereka berbeda-beda, ditambah lagi ada gangguan darimunafikin dan YahudiKecerdasan Nabi dalam Hijrah> Keluar dari rumah malam hariketika para pengintai tertidur>Keluar kota Mekkah siang hari ketika mereka juga tidurqailulah>Melalui jalan menuju Syam, bukan Madinah>Pembagian tugas yang sangatrapi
KOMITMEN (اَلاِلْتِزَامُ)
Berbagai gangguan dan godaan dalam perjuangan dakwah dapat ditanganidengan baik oleh Rasulullah
menggambarkan dahsyatnya rencana atau program orang-orang kafir untukmemalingkan Rasul dari dakwahnya sehingga hampir saja Rasul berpaling sedikitkalau tidak dikokohkan Allah SWT

Mengikuti dakwah Rasul memerlukan iltizam (komitmen) agar gerak dakwah dapat terusmajU Akan tetapi karena jalan dakwah itU perjalanan yan Panjang jalannya Sedikitorang yang mau mengembannya, banyak cobaannya doa minta tidak disimpangkansetelah mendapat petunjuk maka tidak sedikit yang berguguran di jalan dakwah
Akhlak yang agung itu adalah akhlak al-Qur’an
Semua perkataan dan perbuatan beliau SAW adalah apa yang ada dalam al-Qur’an SitiAisyah ra ketika ditanya akhlak beliau, menjawab, كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ (akhlaknya adalah Al-Qur’an) Ketika membina umat, maka muncullah GENERASI QUR’ANI YANG UNIK (جِيْلُ الْقُرْآنِ الْفَرِيْدِ) Wajar kalau kemudian beliau SAW ditetapkan oleh Allah SWT sebagai teladanyang baik
Teladan yang baik adalah memiliki idola yang seperti di bawah ini

Idolanya bukan artis, pemain bola, atau lainnya
Idolanya adalah Rasulullah SAW
Semboyannya adalah “Rasul sebagai teladan kami” (اَلرَّسُوْلُ قُدْوَتُنَا)
Mulailah dari yang kecil, misalnya makan dengan tangan kanan, atau apapun yang baik selaludimulai dengan yang kan
Sampai mengikuti jejak jihad beliau SAW

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2025 Hendri Pratama Design by O Pregador | Blogger Theme by Blogger Template de luxo | Powered by Blogger